Lembah Tuwa, Tempat Semedi Musa : Olah Tafsir Surat an-Nazi'at Oleh Bintu Syathi', Dipadu Pemaparan Cerdas Ust Ubadi Hasbillah
Lembah Tuwa adalah tempat dimana Nabi Musa menyemedikan diri
serta mendapatkan risalah Ilahi. (Bintu Syathi’) apakah sama antara Lembah Tuwa
dengan bukit Tursina?
Idzhab ila fir’auna innahu togho. Kalimat togho bisa
diartikan sebagai angin tofan. Akan tetap makna yang pas adalah terlewat
batasnya kekufuran dan kemaksiatan kepada TUhan. Dan Musa, apakah Engkau ingin
membersihkan mereka?
Hidayah adalah bimbingan menuju jalan yang lurus. (Bintu
Syathi’)
Terumbu karang yang tampak pucuknya di permukaan itu
hanyalah bagian kecil dari eksistensinya, dan akarnya jauh lebih besar. Demikian
apa yang ditampakkan oleh Musa kepada penentangnya. Meski mukjizat yang
ditampilkan tampak besar, namun sadari bahwa apa yang dibalik mukjizat itu jauh
lebih besar, layaknya terumbu karang. Faarohul ayatal kubra. (Ust Ubaid) maka
seorang yang justur menampakkan hal yang kelihatannya besar namun hakikatnya
kecil, ia telah menyelisihi sunnah semesta.
Hidayah itu seperti siang, yang menerangi jalan. (bintu
Syathi’)
Fir’aun itu sebenarnya beriman, namun setan telah
membutakannya. Bukti bahwa dia beriman bahwa ia masih punya rasa takut, ia
takut akan kehilangan kekuasaannya dengan membunuh anak laki-laki. Padahal
Tuhan tidak memiliki rasa takut.
Kessombongan telah jauh mengintervensi kendalinya, maka dari
itu Nabi Musa disuruh Allah untuk mengajak Fir’aun kembali ke jalan Tuhannya,
dengan iming-iming ia akan menjadi takut kepada Tuhannya. (fatakhsya). Iming-iming
biasanya berupa sbeuah tawaran yang nikmat seperti tahta dan lain sebagainya,
namun dalam konteks ini iming-imingan berupa rasa takut yang jelas
mengindikasikan tidak mengenakkan, hal dmeikian adalah isyarat bahwa Fir’aun
telah jauh menyimpang dari jalan. (Bintu Syathi’)
Komentar
Posting Komentar